FCTC atau Framework Convention on Tobacco Control merupakan perjanjian internasional tentang kesehatan masyarakat yang disepakati oleh Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bertujuan untuk melindungi generasi masa kini dan masa mendatang dari dampak konsumsi rokok dan paparan asap rokok. Setelah 4 tahun dibahas intensif oleh seluruh Negara-negara anggota WHO, akhirnya FCTC disepakati dalam sidang kesehatan sedunia pada tanggal 21 Mei 2003. Seharusnya Indonesia ikut menandatangani FCTC saat itu. Namun ketika Menteri Kesehatan sudah di bandara menunggu penerbangan ke New York, diminta kembali oleh Presiden dan Indonesia batal menandatangani FCT.
FCTC atau Framework Convention on Tobacco Control merupakan perjanjian internasional tentang kesehatan masyarakat yang disepakati oleh Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bertujuan untuk melindungi generasi masa kini dan masa mendatang dari dampak konsumsi rokok dan paparan asap rokok. Setelah 4 tahun dibahas intensif oleh seluruh Negara-negara anggota WHO, akhirnya FCTC disepakati dalam sidang kesehatan sedunia pada tanggal 21 Mei 2003. Seharusnya Indonesia ikut menandatangani FCTC saat itu. Namun ketika Menteri Kesehatan sudah di bandara menunggu penerbangan ke New York, diminta kembali oleh Presiden dan Indonesia batal menandatangani FCT.
Eksistensi sebuah Organisasi Profesi
menjadi sebuah hal yang harus diperjuangkan oleh Profesi yang bersangkutan.
Sebab fungsi dari sebuah Organisasi Profesi menurut UU No. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan yakni sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat dan etika profesi Tenaga
Kesehatan. Contoh dari Organisasi Profesi yang ada di Indonesia yakni Profesi
Kedokteran yang dinaungi oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Organisasi Profesi
Keperawatan yakni Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Organisasi
Profesi Kebidanan yakni Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dst. Namun pertanyaannya siapakah
Organisasi Profesi dari Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)? Hal ini perlu untuk
diketahui oleh seluruh kalangan SKM maupun Calon SKM, sebab Organisasi Profesi
menyangkut martabat Tenaga Kesehatan itu sendiri yang berhubungan langsung pada
ke-eksistensian SKM. Jika para calon SKM tak peduli akan Organisasi Profesi
maka jangan memprotes jika dalam pekerjaan nanti muncul beberapa kebijakan yang
kontra terhadap SKM. Contohnya untuk saat ini dalam wilayah kerja Puskesmas
dikenal dengan adanya Bidan desa yang berfokus pada upaya pertolongan
persalinan serta menurunkan AKI dan AKB. Namun adakah yang namanya SKM desa?
Padahal SKM sangat diperlukan dalam melakukan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Hal yang perlu untuk diperhatikan
dalam Organisasi Profesi yakni keanggotaannya yang seprofesi. Menurut UU No. 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa Organisasi Profesi
merupakan wadah untuk berhimpun tenaga kesehatan yang seprofesi, dalam konteks
ini maka yang dinamakan seprofesi adalah keanggotaan yang homogen/sama. Untuk
sekedar refleksi, kita lihat tetangga sebelah yakni IDI yang dihuni oleh para
Sarjana Kedokteran. Pertanyaannya apakah sudah ada wadah organisasi profesi SKM
yang berkumpul secara homogen (hanya SKM) dan legal?. Cukup mudah dalam
menetukan apakah suatu organisasi dapat dikatakan Organisasi Profesi, cukup
dilihat dari Ketua Umum yang memimpin, jika memang Organisasi Profesi dipimpin
oleh seorang bukan dari kalangan SKM maka perlu ditanyakan kembali
kelegalannya. Kerugian ketika SKM tidak memiliki wadah yang menghimpun
keanggotaan secara homogen maka akan menjadi bumerang bagi SKM sendiri yang
siap menyerang SKM kapanpun. Analoginya seperti ini, jika
terdapat permasalahan internal SKM dan hal tersebut disampaikan dalam
organisasi yang heterogen maka akan diketahui celah kelemahan SKM yang nantinya
dapat digunakan untuk pelemahan SKM itu sendiri. Hal yang seperti ini perlu
diwaspadai, sebab jika SKM berada dalam kubangan organisasi yang heterogen maka
SKM tidak akan berkembang. Seperti yang telah diungkapkan oleh Prof. Mochtar,
beliau merupakan Professor UI yang mengembangkan Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Indonesia. Dalam Naskah Akademik Kesehatan Masyarakat Prof. Mochtar
mengungkapkan bahwa pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat tidak mungkin dapat
berkembang dibawah naungan Fakultas Kedokteran, atas dasar itu
beliau mendirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dalam hal ini dapat diinterpretasikan bahwa Fakultas
Kedokteran dipimpin oleh seorang Dokter. Lalu, bagaimana dengan Fakultas
Kesehatan Masyarakat atau Prodi Kesehatan Masyarakat? Mari kita refleksikan kembali, masihkah saat
ini kita di pimpin oleh
seseorang yang bukan SKM?
“MARI KITA PARA SKM BERSATU GUNA KE-EKSISTENSIAN PROFESI SKM, MARI BERJUANG DALAM SATU WADAH SKM”
“JIKA BUKAN SKM SENDIRI YANG MEMPERJUANGKAN, MAKA SIAPA LAGI YANG AKAN MEMPERJUANGKAN SKM?”
Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2015/04/05/refleksi-fungsi-organisasi-profesi-sarjana-kesehatan-masyarakat-skm-735563.html
Nama saya adalah Yusi Prelian
Saputri. Yang dari lahir sampai saat ini, orang tua dan hampir semua orang yang
berada di Kota lahir saya biasa memanggil dengan sebutan Putri. Di sisi lain,
semua teman-teman saya memanggil saya Yusi dan itu bukan masalah bagi saya.
Sampai saat ini saya belum tahu arti nama saya yang sebenarnya dan saya juga
tidak tahu darimana orang tua saya memberikan nama sebegitu indah bagi saya.
Saya dilahirkan di Probolinggo 20
tahun silam, yakni pada tanggal 9 April 1995. Dilahirkan sebagai anak pertama
dari dua bersaudara yang menuntut saya untuk memiliki sifat dewasa dan
mengayomi terutama untuk adik laki-laki saya yang bernama Muhammad Yos Affandi
Dwi Saputra yang saat ini duduk di kelas 4 SD. Saya lahir dan dibesarkan di
Kota Probolinggo yang notabene adalah tempat lahir ibu, sedangkan ayah berasal
dari Situbondo tepatnya di Kecamatan Asembagus desa Jangkar.
Selama
hampir 20 tahun ini, saya telah mengenyam pendidikan mulai dari TK Masyitoh II,
SD Kebonsari Kulon I, SMP Negeri 5 Probolinggo, SMA Negeri 1 Probolinggo dan
saat ini sedang melanjutkan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember dan telah menginjak di Semester 4.
Saya
memiliki motto hidup, tidak masalah seberapa sering saya jatuh tetapi yang
terpenting itu seberapa besar saya dapat bangkit karena dalam setiap proses
kesuksesan tidaklah mungkin bagi saya untuk bersentuhan dengan yang namanya
kegagalan. Pengalaman banyak mengajari saya akan sebuah kegagalan yang menurut
saya itu sangat menyedihkan, tetapi dari situlah saya dapat mengambil hikmahnya
dan yakin bahwa Allah SWT telah menentukan takdir terbaiknya bagi saya, hanya
tinggal dari saya sendiri mau berusaha atu tidak. Motto itu selalu saya
tanamkan dalam diri saya.
Saya
adalah tipikal orang yang humoris dan terkadang terkesan cuek di mata
teman-teman yang belum mengenal saya, tetapi sebenarnya saya adalah orang yang
selalu ingin berteman dengan siapapun tanpa memandang apapun. Terkadang saya
sedikit egois, perfeksionis dan minimalis itulah saya dimata saya. Terkadang
saya menjadi sosok yang amat tenang, tetapi seketika itu pula saya dapat
menjadi orang yang tergesa-gesa. Saya juga belum terlalu percaya diri jika
berbicara di khalayak umum, dilihat dan didengarkan oleh semua orang. Dalam
situasi yang seperti itu terkadang rasa percaya diri saya berkurang. Saya
merasa takut salah berbicara, takut jika yang saya argumentasikan tidak
meyakinkan sehingga timbul banyak pertanyaan dan saya tidak dapat menjawabnya.
Prestasi
yang pernah saya raih sejak dari SD yaitu Juara I English Conversation Group
Tingkat SD/MI Probolinggo tahun 2004, Juara I Siswa Teladan Tingkat SD/MI Kota
Probolinggo dan mengikuti juga pelombaan di bidang non-akademik yaitu renang
tetapi hanya menjadi Juara Harapan I. Sewaktu di bangku SMP, saya juga berperan
aktif mengkuti Olimpiade Science IX dan X SMA Darul Ulung 2 Jombang pada tahun
2008 dan 2009 tetapi saya masih belum mampu untuk menjadi juaranya. Tetapi di
bidang non-akademik saya pernah menjadi salah satu bagian dari tim basket
sehingga dapat menjadi juara II Tim Basket Putri Walikota Cup antar SMP Se-Kota
Probolinggo. Sewaktu saya duduk di bangku SMA, saya merasa kurang mengeksplore
kemampuan saya sehingga saya tidak berperan dalam perlombaan apapun pada saat
itu.
Sebagai
seorang pelajar dan saya adalah orang yang suka berorganisasi bisa disebut
organisatoris. Mulai di bangku SMP, saya mengikuti OSIS dan menjabat
selama 2 tahun. Sewaktu di SMA, saya hanya mengikuti beberapa kegiatan
ekstrakurikuler saja. Mengenai hobi, saya memiliki kegemaran mendengarkan musik
dan berolahraga basket serta renang. Musik yang paling saya gemari adalah
produk lokal yaitu karya dari musisi-musisi Indonesia. Disamping hobi mendengarkan
musik, saya suka bernyanyi tetapi saya bukanlah orang yang pandai bernyanyi dan
pernah terbesit di benak saya ingin menjadi penyanyi.
Jujur
saja saya sangat tidak suka dengan orang yang sifatnya aneh (dalam bentuk sikap
dan cara bicaranya), suka menipu, tukang bohong, tidak menghargai orang lain,
sombong dan angkuh dan lain-lain. Bila saya menemukan orang seperti itu maka
saya akan menjauhinya dan tidak menganggapnya sebagai teman.
Dan
terakhir, harapan saya ingin menjadi orang yang sukses dan membanggakan kedua
orang tua saya dan semua orang di sekeliling saya. Saya akan berusaha dengan
keras sesuai dengan kemampuan saya. Saya ingin kedua orang tua saya berkata
bangga mempunyai putri seperti saya.
Itulah sedikit deskripsi diri tentang saya. Dengan adanya
ini saya berharap agar kita semua khususnya saya, dapat mengenali dan memahami
diri kita sepenuhnya, karena orang yang berhasil dan siap menyambut
keberhasilan adalah orang yang telah mengenali, memahami dan tahu betul siapa
dirinya baik luar maupun dalamnya. Dan marilah kita sambut keberhasilan kita
dengan memulai mengenali diri kita.
Sekian dari saya, terima kasih :)
Langganan:
Komentar (Atom)
Apa itu FCTC?
FCTC atau Framework Convention on Tobacco Control merupakan perjanjian internasional tentang kesehatan masyarakat yang disepakati oleh Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bertujuan untuk melindungi generasi masa kini dan masa mendatang dari dampak konsumsi rokok dan paparan asap rokok. Setelah 4 tahun dibahas intensif oleh seluruh Negara-negara anggota WHO, akhirnya FCTC disepakati dalam sidang kesehatan sedunia pada tanggal 21 Mei 2003. Seharusnya Indonesia ikut menandatangani FCTC saat itu. Namun ketika Menteri Kesehatan sudah di bandara menunggu penerbangan ke New York, diminta kembali oleh Presiden dan Indonesia batal menandatangani FCT.
AKU BANGGA MENJADI (C) S.KM
Eksistensi sebuah Organisasi Profesi
menjadi sebuah hal yang harus diperjuangkan oleh Profesi yang bersangkutan.
Sebab fungsi dari sebuah Organisasi Profesi menurut UU No. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan yakni sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat dan etika profesi Tenaga
Kesehatan. Contoh dari Organisasi Profesi yang ada di Indonesia yakni Profesi
Kedokteran yang dinaungi oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Organisasi Profesi
Keperawatan yakni Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Organisasi
Profesi Kebidanan yakni Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dst. Namun pertanyaannya siapakah
Organisasi Profesi dari Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)? Hal ini perlu untuk
diketahui oleh seluruh kalangan SKM maupun Calon SKM, sebab Organisasi Profesi
menyangkut martabat Tenaga Kesehatan itu sendiri yang berhubungan langsung pada
ke-eksistensian SKM. Jika para calon SKM tak peduli akan Organisasi Profesi
maka jangan memprotes jika dalam pekerjaan nanti muncul beberapa kebijakan yang
kontra terhadap SKM. Contohnya untuk saat ini dalam wilayah kerja Puskesmas
dikenal dengan adanya Bidan desa yang berfokus pada upaya pertolongan
persalinan serta menurunkan AKI dan AKB. Namun adakah yang namanya SKM desa?
Padahal SKM sangat diperlukan dalam melakukan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Hal yang perlu untuk diperhatikan
dalam Organisasi Profesi yakni keanggotaannya yang seprofesi. Menurut UU No. 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa Organisasi Profesi
merupakan wadah untuk berhimpun tenaga kesehatan yang seprofesi, dalam konteks
ini maka yang dinamakan seprofesi adalah keanggotaan yang homogen/sama. Untuk
sekedar refleksi, kita lihat tetangga sebelah yakni IDI yang dihuni oleh para
Sarjana Kedokteran. Pertanyaannya apakah sudah ada wadah organisasi profesi SKM
yang berkumpul secara homogen (hanya SKM) dan legal?. Cukup mudah dalam
menetukan apakah suatu organisasi dapat dikatakan Organisasi Profesi, cukup
dilihat dari Ketua Umum yang memimpin, jika memang Organisasi Profesi dipimpin
oleh seorang bukan dari kalangan SKM maka perlu ditanyakan kembali
kelegalannya. Kerugian ketika SKM tidak memiliki wadah yang menghimpun
keanggotaan secara homogen maka akan menjadi bumerang bagi SKM sendiri yang
siap menyerang SKM kapanpun. Analoginya seperti ini, jika
terdapat permasalahan internal SKM dan hal tersebut disampaikan dalam
organisasi yang heterogen maka akan diketahui celah kelemahan SKM yang nantinya
dapat digunakan untuk pelemahan SKM itu sendiri. Hal yang seperti ini perlu
diwaspadai, sebab jika SKM berada dalam kubangan organisasi yang heterogen maka
SKM tidak akan berkembang. Seperti yang telah diungkapkan oleh Prof. Mochtar,
beliau merupakan Professor UI yang mengembangkan Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Indonesia. Dalam Naskah Akademik Kesehatan Masyarakat Prof. Mochtar
mengungkapkan bahwa pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat tidak mungkin dapat
berkembang dibawah naungan Fakultas Kedokteran, atas dasar itu
beliau mendirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dalam hal ini dapat diinterpretasikan bahwa Fakultas
Kedokteran dipimpin oleh seorang Dokter. Lalu, bagaimana dengan Fakultas
Kesehatan Masyarakat atau Prodi Kesehatan Masyarakat? Mari kita refleksikan kembali, masihkah saat
ini kita di pimpin oleh
seseorang yang bukan SKM?
“MARI KITA PARA SKM BERSATU GUNA KE-EKSISTENSIAN PROFESI SKM, MARI BERJUANG DALAM SATU WADAH SKM”
“JIKA BUKAN SKM SENDIRI YANG MEMPERJUANGKAN, MAKA SIAPA LAGI YANG AKAN MEMPERJUANGKAN SKM?”
Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2015/04/05/refleksi-fungsi-organisasi-profesi-sarjana-kesehatan-masyarakat-skm-735563.html
ABOUT ME
Nama saya adalah Yusi Prelian
Saputri. Yang dari lahir sampai saat ini, orang tua dan hampir semua orang yang
berada di Kota lahir saya biasa memanggil dengan sebutan Putri. Di sisi lain,
semua teman-teman saya memanggil saya Yusi dan itu bukan masalah bagi saya.
Sampai saat ini saya belum tahu arti nama saya yang sebenarnya dan saya juga
tidak tahu darimana orang tua saya memberikan nama sebegitu indah bagi saya.
Saya dilahirkan di Probolinggo 20
tahun silam, yakni pada tanggal 9 April 1995. Dilahirkan sebagai anak pertama
dari dua bersaudara yang menuntut saya untuk memiliki sifat dewasa dan
mengayomi terutama untuk adik laki-laki saya yang bernama Muhammad Yos Affandi
Dwi Saputra yang saat ini duduk di kelas 4 SD. Saya lahir dan dibesarkan di
Kota Probolinggo yang notabene adalah tempat lahir ibu, sedangkan ayah berasal
dari Situbondo tepatnya di Kecamatan Asembagus desa Jangkar.
Selama
hampir 20 tahun ini, saya telah mengenyam pendidikan mulai dari TK Masyitoh II,
SD Kebonsari Kulon I, SMP Negeri 5 Probolinggo, SMA Negeri 1 Probolinggo dan
saat ini sedang melanjutkan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember dan telah menginjak di Semester 4.
Saya
memiliki motto hidup, tidak masalah seberapa sering saya jatuh tetapi yang
terpenting itu seberapa besar saya dapat bangkit karena dalam setiap proses
kesuksesan tidaklah mungkin bagi saya untuk bersentuhan dengan yang namanya
kegagalan. Pengalaman banyak mengajari saya akan sebuah kegagalan yang menurut
saya itu sangat menyedihkan, tetapi dari situlah saya dapat mengambil hikmahnya
dan yakin bahwa Allah SWT telah menentukan takdir terbaiknya bagi saya, hanya
tinggal dari saya sendiri mau berusaha atu tidak. Motto itu selalu saya
tanamkan dalam diri saya.
Saya
adalah tipikal orang yang humoris dan terkadang terkesan cuek di mata
teman-teman yang belum mengenal saya, tetapi sebenarnya saya adalah orang yang
selalu ingin berteman dengan siapapun tanpa memandang apapun. Terkadang saya
sedikit egois, perfeksionis dan minimalis itulah saya dimata saya. Terkadang
saya menjadi sosok yang amat tenang, tetapi seketika itu pula saya dapat
menjadi orang yang tergesa-gesa. Saya juga belum terlalu percaya diri jika
berbicara di khalayak umum, dilihat dan didengarkan oleh semua orang. Dalam
situasi yang seperti itu terkadang rasa percaya diri saya berkurang. Saya
merasa takut salah berbicara, takut jika yang saya argumentasikan tidak
meyakinkan sehingga timbul banyak pertanyaan dan saya tidak dapat menjawabnya.
Prestasi
yang pernah saya raih sejak dari SD yaitu Juara I English Conversation Group
Tingkat SD/MI Probolinggo tahun 2004, Juara I Siswa Teladan Tingkat SD/MI Kota
Probolinggo dan mengikuti juga pelombaan di bidang non-akademik yaitu renang
tetapi hanya menjadi Juara Harapan I. Sewaktu di bangku SMP, saya juga berperan
aktif mengkuti Olimpiade Science IX dan X SMA Darul Ulung 2 Jombang pada tahun
2008 dan 2009 tetapi saya masih belum mampu untuk menjadi juaranya. Tetapi di
bidang non-akademik saya pernah menjadi salah satu bagian dari tim basket
sehingga dapat menjadi juara II Tim Basket Putri Walikota Cup antar SMP Se-Kota
Probolinggo. Sewaktu saya duduk di bangku SMA, saya merasa kurang mengeksplore
kemampuan saya sehingga saya tidak berperan dalam perlombaan apapun pada saat
itu.
Sebagai
seorang pelajar dan saya adalah orang yang suka berorganisasi bisa disebut
organisatoris. Mulai di bangku SMP, saya mengikuti OSIS dan menjabat
selama 2 tahun. Sewaktu di SMA, saya hanya mengikuti beberapa kegiatan
ekstrakurikuler saja. Mengenai hobi, saya memiliki kegemaran mendengarkan musik
dan berolahraga basket serta renang. Musik yang paling saya gemari adalah
produk lokal yaitu karya dari musisi-musisi Indonesia. Disamping hobi mendengarkan
musik, saya suka bernyanyi tetapi saya bukanlah orang yang pandai bernyanyi dan
pernah terbesit di benak saya ingin menjadi penyanyi.
Jujur
saja saya sangat tidak suka dengan orang yang sifatnya aneh (dalam bentuk sikap
dan cara bicaranya), suka menipu, tukang bohong, tidak menghargai orang lain,
sombong dan angkuh dan lain-lain. Bila saya menemukan orang seperti itu maka
saya akan menjauhinya dan tidak menganggapnya sebagai teman.
Dan
terakhir, harapan saya ingin menjadi orang yang sukses dan membanggakan kedua
orang tua saya dan semua orang di sekeliling saya. Saya akan berusaha dengan
keras sesuai dengan kemampuan saya. Saya ingin kedua orang tua saya berkata
bangga mempunyai putri seperti saya.
Itulah sedikit deskripsi diri tentang saya. Dengan adanya
ini saya berharap agar kita semua khususnya saya, dapat mengenali dan memahami
diri kita sepenuhnya, karena orang yang berhasil dan siap menyambut
keberhasilan adalah orang yang telah mengenali, memahami dan tahu betul siapa
dirinya baik luar maupun dalamnya. Dan marilah kita sambut keberhasilan kita
dengan memulai mengenali diri kita.
Sekian dari saya, terima kasih :)
Langganan:
Komentar (Atom)




